Hahoe Folk Village adalah sebuah desa tradisional yang terletak di Provinsi Andong, Korea Selatan, dan merupakan salah satu situs warisan dunia yang dilindungi.

Desa ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Joseon. Posisinya terletak diantara Gunung Namsan dan Tebing Buyongdae.

Tradisi dan kebudayaannya masih terjaga dengan baik, sehingga ketika menginjakkan kaki di sini, rasanya seperti kembali ke masa lalu.

Desa Hahoe merupakan tempat kelahiran dari dua sosok sejarah yang sangat terkenal yaitu Ryu Unrong dan Ryu Seongryong.

Keduanya diberkati dengan talenta yang sangat luar biasa – yang satu adalah orang terpelajar ketika zaman Kerajaan Joseon, yang satunya lagi adalah perdana menteri disaat masa penjajahan Jepang.

Nama Hahoe memiliki arti belokan sungai karena lokasinya yang terletak di likuan sungai Nakdong yang berbentuk seperti huruf S.

Di bagian timur desa ini, ada juga sebuah gunung yang bernama Gunung Hwa dengan ketinggian 271 meter.

Baca juga: Mengunjungi Wat Pho, Kuil dengan Buddha Tertidur di Thailand

desa tradisional korea hahoe

Cara menuju Hahoe Folk Village

Kamu bisa naik bus dari kota lain menuju Terminal Bus Andong.

Kota Andong sendiri terletak sekitar 2 jam berkendara dari Busan dan sekitar 3 jam berkendara dari Seoul.

Sesampainya disana, tinggal naik bus nomor 46 menuju Hahoe Folk Village.

Perjalanan kurang lebih memakan waktu sekitar 30-45 menit dengan harga tike bus 1,200 won.

Harga tiket masuk Hahoe Folk Village

  • Tiket masuk Hahoe Folk Village: 5,000 won (dewasa), 2,500 won (remaja), dan 1,500 won (anak-anak).
  • Tiket masuk Mask Museum: 2,000 won.
  • Kapal untuk menyebrangi sungai: 3,000 won pulang pergi.

desa tradisional hahoe korea

Pengalaman saya mengunjungi Desa Tradisional Hahoe

Dari Daegu saya naik bus menuju Andong dan dilanjutkan ke Desa Tradisional Hahoe.

Rencana saya memang cuma one-day-trip, jadi sorenya langsung balik ke Daegu lagi.

Pas saya menginjakkan kaki di situs warisan dunia ini, langit terlihat mendung dan kabut pun menyelimuti desa ini.

Terkadang rintik hujan turun, kemudian berhenti, dan turun lagi.

Baca juga: Mengunjungi Suku Hmong di Sapa, Vietnam

Pemandangan diselimuti kabut

Biasanya saya paling bete kalau lagi jalan-jalan malah hujan.

Tapi ternyata hujan yang turun menciptakan suasana sendu dan warna khas tersendiri di Hahoe.

Suasana desa dipadu dengan lahan sawah di lereng gunung sangatlah menyegarkan mata.

Langsung saja saya menaiki kapal kecil dan menyebrangi Sungai Nakdonggang.

Dari sisi lain, saya naik ke Tebing Buyongdae untuk melihat view Desa Tradisional Hahoe yang menakjubkan dari atas.

pemandangan desa hahoe
Pemandangan Desa Hahoe dari atas tebing

Keluarga Pungsan Ryu yang membangun desa ini merupakan salah satu dari lima keluarga yang memiliki kedudukan yang kuat di daerah Andong.

Keluarga ini juga menghasilkan beberapa orang terpelajar dan politisi ternama.

Rumah-rumah para bangsawan Yangban di Desa Hahoe dibangun menggunakan kayu dan atap dari ubin.

Sedangkan rumah orang biasa dibangun menggunakan lumpur yang melapisi kerangka yang terbuat dari kayu dan atapnya yang terbuat dari jerami.

Baca juga: Pengalaman Jalan Jalan ke Uluru Mengenal Suku Aboroginal di Australia

rumah tradisional korea hahoe folk village
Rumah tradisional di Hahoe Folk Village

Pertunjukkan tarian topeng

Sebelum meninggalkan desa, saya menyempatkan diri untuk menonton pertunjukkan yang terkenal yaitu Hahoe Mask Performance.

Pertunjukkan ini menggabungkan tarian dan kisah cerita dimana semua pemain menggunakan topeng, dengan tradisi selama hampir 800 tahun!

Tarian topeng ini menceritakan kisah kehidupan sehari-hari dan juga sengketa yang terjadi di antara rakyat biasa dan bangsawan.

Beberapa pertunjukkan topeng digunakan pada upacara, tarian ritual, dan juga pertunjukkan teater lainnya.

Ternyata, dalam kebudayaan Korea ada berbagai macam topeng yang berjumlah lebih dari 250 jenis dan bentuknya mirip dengan muka manusia.

Tidak jauh dari Andong Hahoe Village, ada museum topeng yang memperlihatkan koleksi topeng dari seluruh dunia.

Baca juga: Tips Liburan ke Brunei Darussalam

tarian topeng hahoe folk village

Tips berkunjung ke Hahoe Folk Village

  • Jadwal untuk menonton pertunjukkan tarian topeng di Desa Hahoe adalah: Hari Sabtu dan Minggu jam 2 – 3 sore pada bulan Januari-Februari. Untuk bulan Maret sampai Desember di jam yang sama, pertunjukkan dilangsungkan setiap hari Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Pertunjukkan topeng ini gratis.
  • Beberapa rumah dibuka sebagai penginapan, sebutannya adalah “hanok stay“. Kamu bisa merasakan menginap di rumah tradisional Korea. Harganya berkisar antara 30,000 – 60,000 won. Bisa cek disini untuk penginapan yang tersedia.
  • Di bulan Oktober ada sebuah festival topeng besar yang bernama “International Mask Dance Festival” yang diselenggarakan di Hahoe.
  • Beberapa atraksi lain yang terletak di Andong adalah: Woryeonggyo Bridge, Kuil Bongjeongsa, dan sekolah Konfusianisme.

Baca juga: Mengunjungi Gyeongju Korea Selatan, Bekas Ibukota Kerajaan Silla

Kalau main ke Korea Selatan, sempatkan diri untuk jalan-jalan ke desa traditional Korea yang bernama Hahoe Folk Village ini, ya!

 

 

2 Replies to “Hahoe Folk Village: Desa Tradisional Korea yang Masih Terjaga dengan Baik”

  1. Desanya keliahatan tentram banget, deh. Dan seru banget ada pertunjukkan topeng gratis. Bisa jadi salah satu trik untuk menarik pengunjung internasional buat dateng ke desa ini, ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *