Baca pengalaman aku jalan-jalan di Mumbai, kota pemberhentian pertama aku ketika traveling di India

Sebenarnya trip ke India kali ini cukup dadakan. Beli tiket pesawatnya juga last minute.

Selama 3 hari aku eksplor Mumbai dan belajar banyak cerita-cerita menarik tentang kota ini.

Sebelum ke India perlu tau…

Visa

Butuh visa ga sih buat ke India? Yes…Masih butuh, tapi bisa apply e-visa aja kok dan GRATIS!

Untuk apply e-visa bisa melalui situs ini https://indianvisaonline.gov.in/.

Gampang banget! Tinggal isi aja informasi data diri kamu.

Dulu pas pertama kali ke India aku apply yang 1 bulan aja.

Tapi untuk trip kali ini, aku coba iseng apply yang 5 tahun multiple entry dan ternyata approved dong!

Jadi bisa sering bolak balik ke India, hehe..

By the way, proses pengajuannya bisa memakan waktu hingga 72 jam, ya..walaupun aku sehari setelahnya udah di-emailin dokumen-nya, buat jaga-jaga lebih baik ajukan sekitar 3-5 hari sebelumnya.

Nanti dokumennya di-print buat ditunjukkin ke petugas imigrasi pas mendarat.

Tiket pesawat

Buat kamu yang pengen traveling ke India, Mumbai cocok banget jadi destinasi pertama kamu.

Soalnya ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Mumbai setiap harinya dengan maskapai Indigo.

Kisaran harga tiket di Rp 2.5 juta sekali jalan dengan lama penerbangan sekitar 6 jam.

Nanti baru deh pulangnya bisa lewat New Delhi.

Itinerary Mumbai

Oke! Aku pengen share pengalaman aku traveling di Mumbai, ada apa aja sih yang menarik di kota ini?

Hari – 1: Slum Tour

Dari Bandara Chhatrapati Shivaji Maharaj International, ada 3 cara buat ke pusat kota Mumbai:

  • Uber: INR 700 – 800
  • Prepaid taxi: INR 1,000
  • Bus Airport Express: INR 200 (jam 6 pagi – 10 malam)

Menurut aku harganya cukup masuk akal, soalnya jarak dari airport ke pusat kotanya jauh banget sekitar 30 km, jadi kurang lebih 40 – 60 menit tergantung kondisi di jalan.

Kebetulan aku nyampainya tengah malam jadi bus-nya udah engga ada.

Di perjalanan ke kota keliatan rame banget..Nih orang pada ga tidur ya? Memang sih malam tahun baru tapi udah jam 2an masih aja macet.

Ternyata setelah aku baca-baca lagi, Mumbai memang dikenal sebagaithe city that never sleeps.

Alasannya karena biaya hidup di sini mahal banget, jadi orang-orang di sini memang harus kerja keras banget untuk menafkahi diri dan keluarga mereka.

Pantes harga penginapan di sini juga mahal-mahal.

Aku saranin cari penginapan di area Colaba karena lokasinya dekat dengan spot-spot wisata yang menarik.

Kamu bisa cek hotel-hotel di bawah ini: 

Paginya aku langsung ikutan Slum Tour ke Dharavi – salah satu area kumuh terbesar di Asia. Sepanjang perjalanan ke meeting point ada gedung-gedung pencakar langit tapi ternyata di sisi lain, kesenjangan ekonomi di sini cukup besar.

Guide-nya udah wanti-wanti kalau tur ini bukan untuk melihat kemiskinan mereka, tapi lebih untuk cross-culture experience, di mana warga di sini tuh punya jiwa entrepreneurial yang tinggi.

Foto-foto ga diperbolehkan.

Kalau dibilang kawasan kumuh sebenarnya engga juga, karena di sini ada banyak banget industri rumahan seperti tempat daur ulang, produksi kulit, pabrik roti rumahan, produksi pot-pot tanah liat.

Yang lebih kerennya lagi, perputaran ekonomi di Dharavi bisa mencapai 1 triliun dollar per tahunnnya!

Pekerjanya juga banyakan pendatang dari desa lain, dan kalau intip ke dalam rumahnya, sebenarnya engga yang kumuh-kumuh amet.

Kalau kamu tertarik untuk belajar tentang kehidupan lokal di sini, wajib sih ikutan tur ini.

Harganya INR 1,000, dan kalau mau, bisa nambah tur ke tempat laundry terbesar di India yang masuk ke Guiness World of Record.

Setelah selesai tur, aku nyobain naik kereta api lokal untuk ke stasiun utama Chhatrapati Shivaji Terminus (CSMT).

Enaknya naik kereta atau metro di India ada gerbong khusus perempuan.

stasiun kereta mumbai

Chhatrapati Shivaji Terminus benar-benar hectic! Fun fact: Terminal ini merupakan tempat syuting lagu Jai Ho dari film Slumdog Millionaire lho!

Arsitekturnya megah banget, dan pas keluar ada banyak bangunan-bangunan kolonial lain.

mumbai
cmst

Ga jauh dari sini ada pasar juga namanya Crawford Market.

Mumpung udah laper juga, aku stop bentar buat makan siang di rumah makan bernama Badshah dan nyobain Dosa dan Falooda (sejenis minuman sirup dengan es krim).

Dosa-nya gede banget..lebih gede dari telapak tangan! Pastinya bikin kenyang.

Di pasar ini aku juga beli baju khas lokal, harganya juga murah.

Highlight: 

  • Slum tour Dharavi 
  • Chhatrapati Shivaji Terminus (CSMT) 
  • Crawford Market 

Crawford Market 

Hari 2 – Elephanta Cave

Pagi-pagi aku udah jalan ke area Taj Hotel dan Gateaway India. 

Enaknya start pagi-pagi biar menghindari keramaian aja.

Bisa dibilang Gateaway India adalah icon dari kota Mumbai. Sedangkan Taj Hotel juga terkenal, banyak selebriti yang nginep di sini. Harga per malamnya mulai dari Rp 7 juta!

Sambil menunggu kapal ke Elephanta Cave yang baru mulai jalan jam 9 pagi, aku sarapan dulu di kedai kopi lokal – Olympia Coffee Shop. 

Aku nyobain egg bhurji, telur orek dengan rempah-rempah. Cocok banget sih sama lidah Indonesia yang sukanya rasa yang lebih bold.

Setelah sarapan aku ke loket tiket kapal di area Gateaway India untuk beli tiket kapal (Rs 260 pulang pergi) ke Elephanta Cave .

Sekitar 1 jam perjalanan, sampai lah di Elephanta Cave (tiket masuk Rs 600) yang merupakan tempat ibadah zaman dahulu yang memuja Dewa Shiva.

elephanta cave mumbai

Keren sih ngelihat ukiran-ukiran patung raksasa di dalam goa. Sayangnya dari beberapa goa yang masih ada patung-patungnya tinggal 1 goa aja.

Kembali ke area Gateaway India, aku mampir ke salah satu museum – Chhatrapati Shivaji Maharaj Vastu Sangrahalaya (tiket masuk Rs 700).

Museumnya lumayan besar dan koleksinya banyak. Kalau tertarik dengan karya seni bersejarah bisa ke sini.

Highlight: 

  • Taj Hotel 
  • Gateaway of India 
  • Elephanta Cave 
  • Chhatrapati Shivaji Maharaj Vastu Sangrahalaya
  • Cathedral of the Holy Name
museum mumbai
gereja

Hari 3 – Sassoon Dock

Pagi-pagi aku udah start lagi jalan ke area Sassoon Dock.

Banyak hal-hal menarik yang bisa dilihat pagi-pagi; ibu-ibu yang lagi antar anaknya ke sekolah, bapak bapak yang sedang cukuran di tepi jalan, kerbau yang diikat di samping pertokoan.

Semakin dekat ke pasar, terlihat ibu-ibu yang membawa ember di atas kepala untuk bawa barang belanjaan mereka.

Pelabuhan dan juga pasar ikan tradisional ini disulap jadi area dengan mural-mural kece. Di bulan tertentu ada festival seni yang diadakan di sini.

Sassoon Dock dibangun oleh keluarga Yahudi asal Irak yang memiliki peran penting juga dalam perekonomian Mumbai.

Seru deh jalan-jalan di sini melihat interaksi antara pedagang dan pembeli di sini.

Highlight: 

  • Sassoon Dock
sassoon dock
sassoon dock mumbai

Kegiatan lain yang bisa kamu lakukan di Mumbai ada Bollywood Tour.

Mumbai memang terkenal sebagai industri perfilman di mana setiap tahunnya mereka bisa produksi film 3x lipat lebih banyak dari Hollywood!

Kurang lebih itu pengalaman aku jalan-jalan di Mumbai. Tapi trip India aku belum selesai kok! Selanjutnya aku bakalan ke Hampi.

Baca juga artikel lain: 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *