Buat kamu yang ingin merasakan pengalaman hidup di luar negeri, kamu bisa coba daftar menjadi seorang Au Pair.
Au Pair adalah program pertukaran budaya yang memberi kesempatan bagi anak muda untuk tinggal di luar negeri dalam kurun waktu tertentu.
Sebagai seorang Au Pair, kamu akan tinggal di rumah host family dan membantu dalam hal pekerjaan rumah, mostly sih menemani anak, walaupun kadang ada juga pekerjaan lain seperti memasak atau bersih-bersih.
Bisa dibilang tanggung jawab utama kamu mirip seperti seorang nanny.
Sebagai gantinya, host family akan menyediakan tempat tinggal dan juga memberikan uang saku.
Keuntungan bagi yang mengikuti program ini, selain bisa tinggal di negara baru, juga bisa belajar bahasa, mengenal kebudayaan negara tersebut, dan tentunya merasakan pengalaman baru.
Bagi host family juga lebih hemat karena untuk hire nanny ataupun housekeeper di luar negeri itu sangat mahal.
Nah, kalau kamu memiliki rencana di luar negeri, terutama bagi yang suka anak-anak, pas banget artikel ini akan sangat membantu.
Sebelumnya aku juga pernah sharing tentang pengalaman kuliah di China gratis yang juga bisa menjadi opsi lain untuk melanjutkan studi dan tinggal di luar negeri.
Cara menjadi seorang Au Pair
Ada beberapa cara untuk apply untuk program Au Pair yaitu:
- Menggunakan website aupairworld.com atau aupair.com, sejenis platform untuk mempertemukan calon Au Pair dan calon host family yang match satu sama lain. Di website ini, calon Au Pair membuat profil sebaik dan sejujur mungkin. Jika host family tertarik maka mereka bisa menghubungi kamu di website tersebut.
- Menggunakan agen. Jika kamu baru di dunia Au Pair, sebaiknya menggunakan agen agar lebih mudah mempersiapkan dokumen dan sebagainya. Banyak agen seperti Full Hope Au Pair, Smiling Face, dan lainnya. Aku pakai Full Hope sewaktu ke Belanda. Kalian bisa menghubungi Full Hope Au Pair di alamat ini Citra Harmoni A2-11 Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur (081344150740).
Berikut adalah langkah-langkah dan syarat untuk mendaftar jadi seorang Au Pair mandiri melalu platform pencarian yang ada:
Step 1: Membuka akun
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah membuat akun (gratis) di situs pencarian Au Pair.
Isi informasi yang diminta seperti:
- Prefensi pribadi – pengennya jaga anak di kisaran umur berapa, preferensi negara yang ingin kamu datangi, kira-kira tanggal berapa kamu bisa mulai kerja.
- Data diri – seperti tanggal lahir, latar belakang pendidikan, kemampuan bahasa, dan informasi kontak.
Kamu juga bisa menambahkan surat perkenalan untuk host family.
Step 2: Menentukan negara tujuan
Saat ini ada 22 negara yang menerima Au Pair, kebanyakan sih negara-negara di Eropa.
Nah, setiap negara memiliki persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.
Tidak semua negara menerima Au Pair dari Indonesia, jadi sebaiknya kamu cek dulu apakah memenuhi persyaratan negara tersebut.
Sebagai orang Indonesia kamu bisa ikut program Au Pair ke negara:
Amerika | Australia | Belgia |
Denmark | Belanda | Inggris |
Prancis | Finlandia | Italia |
Irlandia | Islandia | Jerman |
Lexembourg | Spanyol | Swedia |
Swiss | Norwegia |
Selengkapnya kamu bisa cek di sini untuk cek bisa ke negara mana saja sesuai kriteria kamu.
Step 3: Memenuhi persyaratan Au Pair
Melanjutkan poin di atas, syarat atau kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang Au Pair diantaranya adalah:
- Umur. Setiap negara memiliki persyaratan umur yang berbeda namun pada umumnya harus berumur antara 18 – 30 tahun.
- Kewarganegaraan. Beberapa negara hanya meneriman Au Pair dari negara tertentu saja.
- Kemampuan Bahasa Inggris yang baik. Akan lebih baik jika bisa sedikit berbicara bahasa negara tujuan tersebut atau bersedia mempelajari bahasa negara tujuan.
- Bersedia tinggal di negara tujuan selama waktu yang ditentukan. Ada yang minimal 3 bulan, minimal 6 bulan, bahkan 1 tahun.
- Belum menikah dan tidak mempunyai anak. Tujuan utama dari program ini adalah pertukaran budaya, sehingga yang dicari adalah anak muda yang ingin mendapat pengalaman baru.
- Syarat lainnya. Contohnya di Amerika harus punya driving license. Persyaratan di negara tertentu juga mengharuskan kamu memiliki dana yang cukup untuk mengurus visa, tiket pesawat, dan juga biaya hidup pas baru datang.
Syarat lengkap sesuai negara bisa cek di sini.
Step 4: Mencari dan menghubungi host family
Langkah selanjutnya adalah mencari host family.
Data diri kamu akan dicocokkan dengan kriteria dari host family.
Kamu juga bisa melihat list host family dan juga requirement yang diminta – misalnya umur anak yang perlu kamu jaga, jumlah jam kerja, deksripsi pekerjaan, hingga uang saku yang akan kamu dapatkan.
Setelah dapat yang cocok, kamu bisa menghubungi mereka lewat messanging system di situs tersebut.
Kalau host family juga tertarik sama kamu, mereka akan mengatur interview online, bisa lewat skype atau video call.
Nah, disinilah kedua pihak bisa saling berkenalan, diskusi tentang apa yang di-expect dari kamu.
Kamu bisa tanya tentang kewajiban yang harus kamu jalani, jam kerja, uang saku, hari libur, biaya apa saja yang ditanggung, dan detil lainnya.
Step 5: Tanda tangan kontrak Au Pair
Kalau interview-nya lancar, kamu senang sama condition yang diberikan oleh host family, mereka juga senang untuk menerima kamu sebagai Au Pair, maka kedua pihak akan tanda tangan kontrak.
Dengan cara ini, kedua pihak jelas dengan kewajiban dan juga tanggung jawab masing-masing sehingga kedepannya bisa menjalin hubungan yang baik.
Step 6: Mempersiapkan diri untuk pindah
Setelah diterima tinggal membeli tiket pesawat, mengurus visa atau dokumen lain yang dibutuhkan.
Kamu harus tahu visa apa yang kamu butuhkan karena setiap negara punya syarat yang berbeda-beda.
Contohnya aja untuk Amerika, kamu harus menggunakan agen untuk mengurus visa tipe J-1.
Di Australia, kamu harus apply work and holiday visa, di Eropa beda lagi.
Komunikasikan segala hal dengan baik dengan host family – apakah mereka akan menanggung biaya-biaya seperti tiket dan pengurusan visa atau tidak (host family tidak berkewajiban untuk menanggung biaya ini).
Dan yang terakhir, persiapkan diri sebaik-baiknya untuk tinggal di luar negeri dalam jangka yang cukup lama.
Pengalaman Jadi Au Pair
Nonanomad meng-interview seorang wanita asli Makassar yang bernama Lena Sesilia Auw tentang pengalaman sebagi seorang Au Pair di Belanda dan juga Denmark.
Kamu bisa cek instagram pribadi dan juga channel youtube-nya buat lebih tahu tentang pengalaman Lena!
Kenapa tertarik mengikuti program Au Pair?
Awalnya itu saat aku ke New Zealand untuk liburan, terus seru banget gitu rasanya tinggal di luar negeri.
Nah, aku googling lah cara hidup dan bekerja di luar negeri.
Ada banyak sekali cara, tetapi yang membuat aku paling tertarik adalah program Au Pair karena konsepnya tinggal dengan keluarga asuh, bisa ngerasain budaya luar seperti apa dan bisa berinteraksi dengan anak-anak bule yang lucu.
Ke negara mana dan berapa lama?
Pertama kali aku jadi Au Pair itu ke Belanda dengan kontrak selama 1 tahun.
Setelah selesai kontrak, aku lanjut lagi ke Denmark. Kontrak di Denmark selama 2 tahun.
Persiapan apa yang diperlukan sebelum pindah kesana?
Pertama, yang harus kita siapkan otomatis adalah mental karena budaya Indonesia dan Eropa itu sangat berbeda.
Apalagi kita perginya seorang diri dan hidup dengan keluarga baru – otomatis mental harus kuat.
Perbagus Bahasa Inggris agar tidak kesulitan berkomunikasi saat sudah berada di negara tujuan.
Selain mempersiapkan mental dan bahasa, juga bisa mempersiapkan beberapa kebutuhan lainnya seperti jaket dan sepatu.
Perbedaan suhu antara Indonesia dan negara Eropa lumayan besar, jaket tebal adalah salah satu bawaan yang wajib.
Makanan camilan khas kotamu juga boleh kamu bawa untuk mengobati rasa rindu jika tiba-tiba teringat kampung halaman.
Rutinitas sehari-hari sebagai Au Pair?
Aktivitas tergantung dari kebutuhan host family, tetapi normally fokus utama kita adalah anak-anak.
Host family aku adalah orang yang sibuk.
Sebagai CEO, waktu mereka sangat terbatas, oleh karena itu mereka membutuhkan Au Pair.
Mereka juga tetap menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anak-anak saat weekend.
Karena itu, biasanya aku libur pas weekend.
Tugas aku sebagai Au Pair contohnya menyiapkan breakfast dan lunch, mengantar anak ke sekolah, memastikan mereka mengerjakan tugas dan PR saat pulang dari sekolah.
Selain itu main bersama mereka saat sengang. Aku juga menyiapkan dinner karena aku juga hobi memasak.
Permintaan mereka juga adalah Au Pair yang bisa masak.
Aku juga melakukan kerja rumah tangga ringan seperti tyding up dan organizing.
Hal baru yang dipelajari ketika menjadi Au Pair?
Aku belajar banyak hal positif yang aku dapatkan.
Salah satunya hidup aku jadi lebih teratur karena bangun lebih awal.
Hidup aku juga jadi lebih termotivasi dan terstruktur.
Selain itu aku juga belajar untuk selalu tepat waktu, mengolah keuangan dengan baik, dan tentu saja mengetahui hal-hal seputar Eropa.
Biaya apa saja yang perlu kita keluarkan? Apakah digaji?
Biaya yang dikeluarkan ini beragam ya (Belanda dan Denmark berbeda).
Saat aku ke Belanda, aku menyiapkan dana skitar 15 jutaan.
Itu termasuk biaya legalisir akte, translate dokumen-dokumen, fee agen, dan tiket pp dan penginapan Makassar-Jakarta selama proses pengurusan visa.
Tentu saja jika teman-teman tinggal di jakarta pasti jauh lebih murah.
Untuk visa (sesuai kesepakatan, ada yang host family tanggung semua, ada yang bagi dua).
Kalau aku, biaya pengurusan visa dan tiket pesawat pulang pergi ditanggung oleh host family.
Untuk gaji, kita mendapat pocket money atau uang saku setiap bulannya.
Setiap negara berbeda, untuk Belanda standarnya 340 euro, Denmark kurang lebih skitar 500 euro.
Pengalaman seru yang bisa diceritakan?
Banyak, contohnya aku bisa traveling bareng teman-teman ke berbagai negara di Eropa, naik hingga puncak Menara Eiffel, juga mendapat surprise ulang tahun dari keluarga asuh.
Tips bagi teman-teman yang ingin ikut program Au Pair?
Pastikan Bahasa Inggrisnya lancar, paling tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
Lebih baik lagi kalau udah punya pengalaman dengan anak-anak, dan tampilah apa adanya.
Tips nih saat interview, ketika kamu menceritakan dirimu dan kehidupanmu, ceritakanlah sesantai mungkin dan tidak usah berlebihan.
Mereka ingin melihat bahwa kamu adalah pribadi yang jujur, menyenangkan dan apa adanya.
Suka duka jadi Aupair?
Semuanya pasti ada suka dan duka. Begitu pula pengalaman sebagai Au Pair.
Sukanya adalah, kita bisa kenal dengan orang baru, belajar budaya baru, traveling ke negara-negara tetangga, punya peluang hidup di luar negeri.
Dukanya, kadang kita agak susah beradaptasi dengan keluarga baru dengan latar belakang yang berbeda jauh.
Orang-orang Eropa terkenal disiplin dan direct speak, jadi jika kita tidak sesuai standar mereka, kesalahpahaman bisa terjadi.
Saat kesalahpahaman itu terjadi, biasanya kita jadi home sick dan pengen pulang.
Tetapi semua pengalaman Au Pair ini membuat aku menjadi lebih mencintai diri sendiri dan tentunya lebih dewasa.
Penutup
Gimana? Tertarik untuk jadi seorang Au Pair? Kalau kamu punya pengalaman seru sebagai Au Pair bisa juga share di kolom komentar di bawah.
Terima kasih juga kepada Lena yang telah bersedia berbagi pengalaman serunya.
Baca juga artikel ini:
- 12 Pekerjaan yang bisa Membawa Kamu Keliling Dunia
- Ikut Program Volunteer ke Luar Negeri Sambil Jalan-Jalan!
- Baru Tiba di Australia? Penting Banget Tau Hal Ini! (Tips WHV)
Blogger dan juga creator yang senang berbagi tips seputar traveling, blogging/digital marketing, dan pengalamannya tinggal di luar negeri. Style traveling lebih ke slow-traveling, hobi naik gunung juga. Yuk, kenalan lebih lanjut! Ikuti juga perjalanannya di media sosial dengan klik icon yang ada di bawah ini. Semoga menginspirasi!
Wow, menarik sekali…
Dan tentunya support dari keluarga pasti luar biasa ya…
Dulu saya pernah mendapat undangan untuk menjadi Au Pair di Perancis, namun orang tua menentang keras sekali dengan alasan kalau pekerjaan saya di Jakarta sudah settle dan gaji sudah OK.
Kalau di pikir2 menyesal sekali, kenapa saya tidak ambil kesempatan itu. Hidup ini cuma sekali, bertualanglah sejauh mungkin dan nikmati masa mudamu.
Sekarang saya sudah 28 tahun dan merasa burnout sekali dgn pekerjaan saya di Jakarta.
Tapi masih bisaloh untuk aupair cari aja negara untuk aupair yg batasan umur sampai 30 tahun
Hi sis sy sangat tertarik untuk menjadi Aupair,tapi umur saya sudah masuk 29 tahun..Negara apa saja yang masih terima Aupair sampai umur 30 tahun
Terima kasoh
Kak bisa gak anak laki2 jadi Aupair.?
Halo, bisa kok. Coba cek aja di situsnya biasa ntar ada kriteria dari host
apakah ada biaya yang di keluarakan untuk pembuatan UA Pair sista..?
Visa apa yang dipakai untuk Visa Au Pair ?
Tergantung negara, misalnya di Australia pakai work and holiday visa, di Belanda harus diurus agen dan dapat MVV (Temporary Residence Permit) and/or a VVR (Residence Permit Regular). Untuk visa di artikel udah aku share link untuk informasi visa ya.
Usia saya sudah mau masuk 40thn tp masih single. Sebelum ny saya bekerja selama 17thn karena dampak covid & kena pengurangan karyawan dari kantor, saat ini jadi jobseeker sudah hampir 2thn belum ada panggilan dan rasa nya bosan sekali dirumah ga tau mau ngelakuin apa & ingin sekali tinggal diluar negeri. Kira² masih bisa ga ya jadi aupair ?
Sepertinya kurang memenuhi syarat ya karena rata-rata maks usia 30 tahun
Aku pengen banget ke Belanda, itu kalau cari host family itu selain di situs yang di cantumkan di atas, itu apa saja ya? Terus kalau dana aman nya berapa, memang 15 juta cukup untuk menanggung itu semua?
Kak kira kira lulusan SMP bisa ikut au pair gak
Hi kak aku baru mau daftar di aupairworld ni . Tapi ud coba login pakai 2 email yang beda tetap kena reject . dan dari website gak kasih alasan kenapa di reject sih . Ada info atau cara gak ya? Terima kasih 🙏
Kayaknya situsny lagi rada bermasalah. Kamu bisa coba platform lain namanya aupair.com
lulusan smp bisa ikut aupair ga ya?
Kalo aupair di belanda dan lanjut program ke Jerman bisa ga ya kak?
Bisa bisa aja asalkan memenuhi persyaratan
kak kalau cari host family dulu baru bikin visa dan perlengkapan documen lainnya setelah dapat HF kira2 efisien ngga yah?