Nepal terkenal sebagai destinasi favorit para pendaki yang ingin menantang nyali di kawasan dengan gunung-gunung tertinggi di dunia.

Bayangin aja kalau di Indonesia ketinggian 3,000an udah bisa menggapai puncak gunung, di Nepal dengan ketinggian yang sama, kamu bisa melihat puncak gunung yang berukuran 2x lipat!

Kali ini saya berkesempatan untuk melakukan pendakian ke Nepal, lebih tepatnya di Annapurna Region.

Kalau dilihati di peta, Annapurna Region ada di sebelah barat Kathmandu, sedangkan Everest Region ada di sebelah timur Kathmandu, jadi ini dua area yang berbeda ya.

Saya memilih Annapurna Circuit yang pernah dinobatkan sebagai one of the best long distance trek in the world, karena view-nya yang lebih bervariasi dan juga starting dan finishing point-nya berbeda.

Jumlah hari yang dibutuhkan untuk melakukan circuit ini juga bervariasi, kalau mau versi original itu dari Besisahar ke Pokhara bisa sampai 22 hari!

Tapi grup kami cuma efektif trekking selama 6 hari saja, starting dari Chame dan finishing di Muktinah.

Kapan waktu terbaik untuk melakukan pendakian di Annapurna Circuit?

Umumnya, waktu terbaik untuk trekking di Nepal adalah bulan Oktober – November dan April – May karena langitnya cerah dan tidak terlalu berawan.

Bulan-bulan tersebut merupakan high season, jadi expect aja untuk ketemu lebih banyak pendaki dan ada kemungkinan susah dapat kamar di tea house.

Saya perginya di pertengahan bulan September. Memang sih engga sering hujan, tapi karena berawan, jadi ga kelihatan puncak gunung saljunya.

Kalau trekking pas autumnview-nya bakalan lebih dramatis deh, karena gunung-gunungnya ketutup salju. Pas kemarin saya pergi, mostly gunung-gunungnya masih berwarna hijau-coklat, walaupun beberapa puncak ketutupan salju.

Suhunya pas bulan September kemarin di kisaran 5 derajat, kalau malam mungkin bisa 1 – 2 derajat dan paling dingin pas mau ke titik tertinggi Thorong La Pass karena berangkat subuh-subuh which is di – 3 sampai 0 derajat.

aklimatisasi day manang (1)
Aklimatisasi di sekitar Manang

Persiapan sebelum melakukan pendakian Annapurna Circuit

Tentunya sebelum melakukan pendakian ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan, contohnya seperti tiket pesawat, visa, hingga perlengkapan mendaki.

Tiket pesawat

Kalau mau murah, lebih baik cari penerbangan ke Kuala Lumpur dulu, baru lanjut ke Kathamandu.

Beberapa maskapai yang melayani rute Kuala Lumpur – Kathmandu adalah:

  • Nepal Airlines
  • Himalayan airlines
  • Batik Air (ga disarankan karena suka reschedule)

Harganya tergantung musim, lagi ada promo atau engga, tapi standar-nya harga tiket pesawat pulang pergi Kuala Lumpur – Kathmandu di sekitar Rp 3 – 5 juta.

Suka dengan konten ini? Dukung aku biar semangat bikin konten Nih buat jajan

Visa 

Wisatawan Indonesia yang ingin berkunjung ke Nepal wajib memiliki visa. Tenang aja, bisa dapat visa on arrival kok di Tribhuvan International Airport.

Tinggal isi data di situs ini sebelum kedatangan, nanti pas udah sampai di bandara tinggal datang ke counter khusus untuk melakukan pembayaran dengan uang tunai (cash), setelah itu tinggal ngelewati imigrasi deh.

Biaya visa on arrival bagi turis yang ingin melakukan kunjungan wisata ke Nepal yaitu:

  • 15 hari: USD 30 / Rp 475,000
  • 30 hari: USD 50 / Rp 800,000
  • 90 hari: USD 125 / Rp 2,000,000
manang
Kegiatan warga lokal sekitar Manang

Trekking permit 

Untuk trekking di Annapurna Circuit, kamu harus memiliki izin khusus karena nantinya akan ada check point di sepanjang pendakian.

Kalau ikutan tur biasanya udah diurus sama agennya.

Ada 2 permit yang harus kamu dapatkan yaitu ACAP dan TIMS.

  • ACAP (Annapurna Trekking Permit): 3,000 NPR / Rp 360,000
  • TIMS permit (dengan guide): 1,000 NPR / Rp 120,000
  • TIMS permit (tanpa guide): 2,000 NPR / Rp 240,000

Perlengkapan 

Kurang lebih ini barang-barang yang saya bawa untuk pendakian ini, bisa disesuaikan lagi dengan kebutuhan kamu.

  • Daypack – ukuran 18 Liter + rain coat
  • Jaket – udah 1 set sama fleece, windproof and waterproof
  • 4 kaos atasan – 2 kaos bahan drifit dan 2 kaos heattech sebagai base layer (ngerangkap sebagai baju tidur)
  • 4 celana – 2 sport legging/jogger, 1 celana long john sebagai base layer (ngerangkap buat tidur), dan 1 cargo pants waterproof
  • Dalaman – sport bra dan celana dalam (nyari bahan drifit juga)
  • Rain coat – 1 pasang atas bawah
  • Trekking pole
  • Sleeping bag – yang biasa aja karena di tea house ada selimut tebal
  • Sepatu trekking high cut boots, waterproof
  • 4 pasang kaos kaki berbahan merrino wool
  • Topi, kupluk, sarung tangan, buff, handuk, headlamp, peralatan mandi, elektronik
  • Botol minum 1 liter + Aquatabs – bisa beli air mineral, tapi saya pribadi refill botol dari tap water kemudian menggunakan water purification tablets untuk mengurangi sampah plastik
  • Obat-obat pribadi – tolak angin, aspirin/paracetamol (sakit kepala), obat diare, blister patch, band aid, vaseline, sunscreen, lip balm, tissue, dll.
  • Snack pribadi – coklat, dried fruits, mixed nuts, dll.

Karena ada porter, yang saya bawa di daypack cuma barang-barang esensial selama di jalan saja, sisanya dikasih ke porter.

Kalau bisa pas trekking bawa barang seringan mungkin, karena kalau berat, energi yang dikeluarkan otomatis lebih besar dan tentunya bakalan lebih capek.

Untuk list perlengkapan hiking yang perlu dibawah khususnya untuk wanita udah pernah aku tulis di sini.

teahouse annapurna
Teahouse di Lower Pisang

Berapa budget yang diperlukan untuk melakukan pendakian Annapurna Circuit?

Saya ikutan organized trip dari Halo Nepal Tour harganya Rp 14 juta udah full board. Palingan harus nambah buat pengeluaran pribadi dan tips.

Kalau dihitung-hitung sama tiket pesawat mungkin totalnya di Rp 20 – 25 juta selama 14 hari.

Kalau kamu perginya independen, mungkin bakalan lebih murah tapi menurut saya ga bakal beda jauh juga karena harus sewa jeep.

Perkiraan kalau kamu berangkat sendiri:

  • Teahouse: 500  NPR / Rp 60,000 per day
  • Meals: 500 – 700 NPR / Rp 60,000 – 85,000 per meal
  • Guide: USD 25 / Rp 400,000 per day
  • Porter: USD 15 / Rp 250,000 per day

Bisa coba dikalikan aja dengan jumlah hari pendakian.

Kembali lagi tergantung preferensi kamu – pasti ada kelebihan dan juga kekurangan misalnya pergi sendiri atau join organized trip.

Tapi saran saya, lebih baik pakai guide dan porter – walaupun jalurnya sebenarnya cukup straightforward tapi namanya di gunung kita kan ga pernah tau kondisi cuaca, apalagi di ketinggian segitu juga ada kemungkinan altitude sickness.

Jadi, demi keselamatan kamu juga – mending pakai guide deh. Sama porter juga penting karena beda banget deh pokoknya bawa barang sendiri sama bawa badan aja.

Apalagi trek ini kan circuit ya jadi starting sama ending point berbeda, otomatis kamu harus bawa barang kamu dari awal sampai finish.

Memang sih ada kuda dari Yak Kharka ke Thorong La Pass, jadi bisa dijadikan opsi juga kalau kamu mau bawa barang sendiri.

dhal bat
Dal Bhat
makanan annapurna
Thukpa

Pengalaman trekking Annapurna Circuit 

Kurang lebih ini itinerary dan pengalaman saya trekking Annapurna Circuit bersama Halo Nepal Tour.

Grup kami berjumlah 8 orang, ditemani oleh 2 orang guide dan 3 orang porter.

Day 1 – Arrival Kathmandu

Sampai di Kathmandu saya dan rombongan langsung dijemput dari bandara ke hotel di Thamel.

Thamel ini kayak area pusatnya kegiatan wisata, jadi ada banyak hotel, restoran, hingga toko-toko yang menjual perlengkapan hiking dan souvenir. 

Kalau masih ada barang yang kurang atau kelupaan beli di Indonesia masih bisa belanja dulu di sini.

Day 2 – Kathmandu – Besisahar

Pagi hari langsung berangkat naik van yang sudah disediakan sama trip organizer-nya ke Besisahar.

Perjalanannya kurang lebih 8 jam melalui jalan yang macetnya ampun banget.

Soalnya, jalan yang dilalui adalah jalan lintas utama, jadi ada banyak truk-truk gede warna warni yang membawa logistik either itu ke India atau China.

Kondisi jalan juga jelek banget, banyak yang lagi diperbaiki.

Sampai di Besisahar, check in dan istirahat di guesthouse.

Day 3 – Besisahar – Chame

Lagi-lagi harus menempuh perjalanan yang jauh dan melelahkan, tapi kali ini naik jeep.

Parah banget sih jalanan di sini karena rusak dan juga melewati area rawan longsor.

Kalau kamu gampang mabuk sediakan obat antimo deh, soalnya bakalan terkocok-kocok selama perjalanan, haha!

Sesekali jeep bakal berhenti di spot air terjun, jadi bisa turun ngelurusin kaki sambil foto-foto juga.

Semakin mendekati Chame, view-nya juga semakin cakep – kelihatan gunung-gunung hijau yang memanjakan mata.

jeep annapurna

Day 4 – Chame (2,713m) – Lower Pisang (3,185m)

Jarak pendakian kurang lebih 14 km (4 – 6 jam)

Nah, akhirnya hari ini mulai trekking melalui jalanan desa, tapi sebenarnya masih bisa dilalui jeep.

Kadang trek-nya bercabang ke forest trail gitu, tapi nanti balik lagi ke jalan besar.

Di tengah jalan ada kebun apel dengan cafe kecil dan juga sebuah lodge yang mewah banget! Cobain deh apple donut-nya, enak!

Sesekali kami melewati Tibetan prayer wheel – untuk memutarnya harus ambil sisi kanan dan sesuai arah jarum jam.

Kadang-kadang juga ngelewati suspension bridge yang dipasang dengan prayer flag berwarna-warni.

Sampai di Pisang bisa pilih mau nginapnya di Lower Pisang atau Upper Pisang.

Oh ya, tea house di sini kamarnya sederhana tapi ada fasilitas wifi dan hot shower.

chame to pisang

trekking annapurna circuit

Day 5 – Lower Pisang (3,185m) – Manang (3,440m)

Jarak pendakian kurang lebih 14 km (4 – 6 jam)

Di awal mula pendakian udah kelihatan puncak Annapurna II di sebelah kiri. Tentunya saya dan teman-teman tidak henti-hentinya mengaggumi keindahannya.

Trek hari ini cukup melelahkan karena panjang dan masih melewati jalan tanah yang masih bisa dilalui jeep.

Pas jeep-nya lewat harus siap-siap tahan napas deh karena debunya ke mana-mana.

Semakin mendekati Manang landscape-nya juga mulai berubah, punggungan bukit semakin berbatu dengan tekstur runcing, kelihatan juga Gangapurna dan juga Tilicho Peak dari kejauhan.

trekking annapurna

annapurna 2
Annapurna II

Day 6 – Aklimatisasi di Manang

Dari semua desa yang dilalui, fasilitas di Manang paling oke, mungkin karena jadi tempat peristirahatan utama juga dan banyak pendaki yang melakukan aklimatisasi di sini.

Lodge yang kami tempati di sini paling bagus, kemudian ada ATM, bakery, health center, dan toko-toko kecil lainnya. Ada juga kebun-kebun sayur milik warga desa di sini.

Temple di dekat Manang

Di hari aklimatisasi kami melakukan pendakian singkat tapi elevation gain-nya lumayan, hampir 1000 meter.

Kami melewati rumah-rumah orang lokal dengan kebun bunga yang indah menuju ke Kuil Buddha sampai view point, namun cuacanya agak berawan jadi kadang kelihatan puncak salju, kadang ketutup.

Nah, dari Manang banyak pendaki yang ambil extra trip ke Tilicho Lake (4,919m), harus nambah 2 hari lagi.

Sayangnya grup kami engga ke Tilicho Lake. Kalau kamu udah di sini mending sekalian ke Tilicho Lake-nya deh!

annapurna circuit trek nepal
Gangapurna dan Tilicho Peak

Day 7 – Manang (3,440m) – Yak Kharka (4,020m)

Jarak pendakian kurang lebih 10 km (4 – 5 jam)

Akhirnyaa udah engga ada jalur jeep lagi! Jalanan udah makin nanjak dan makin engap juga di ketinggian segitu. Tapi view-nya cakeppp banget!

Kontur perbukitannya juga udah berubah yang awalnya pepohonan sekarang udah tinggal semak-semak.

Kondisi tea house juga udah semakin simple dan cuacanya makin dingin juga, tenang masih ada wifi kok walaupun lemot.

Day 8 – Yak Kharka (4,020m) – Thorong Phedi (4,450m)

Jarak pendakian kurang lebih 7 km (3 – 4 jam)

Pemandangan semakin dramatis dan jalanan semakin sempit juga. Backdrop di belakang punggung udah Annapurna III, jalan dikit udah nengok kebelakang lagi soalnya pas banget langit lumayan cerah juga.

Kami juga berpapasan dengan rombongan “yak”. Di satu titik ada reruntuhan bangunan, view-nya juga cakep jadi kami berhenti cukup lama untuk foto-foto.

Annapurna III

Makin dekat ke Thorong Phedi harus lebih berhati-hati karena sisi tebing berbatu kerikil dan rawan longsong.

Setelah melewati jembatan panjang, akhirnya sampai juga di Thorong Phedi. Sebenarnya masih ada camp lagi di atas yang disebut dengan high camp. 

Jaraknya cuma 1 km dari Thorong Phedi namun elevation gain-nya hampir 400 meter.

Bisa sih hari ini juga ke high camp (sekitar 2 jam lagi), cuma bakalan susah tidur di ketinggian 4,900an, kemungkinan bisa kena altitude sickness juga.

Akhirnya kami memutuskan untuk stay di Thorong Phedi aja walaupun besoknya harus menempuh perjalanan lebih jauh dan lama.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Velysia Zhang (@nonanomad)

Day 9 – Thorong Phedi (4,450m) – Thorong La Pass (5,416m) – Muktinath (3,700m)

Jarak pendakian kurang lebih 16 km (8 – 9 jam)

Hari ini hari paling berat di trek Annapurna Circuit karena harus nanjak 1,000 meter, dan kalau udah di ketinggian segitu nafasnya udah semakin susah juga.

Subuh-subuh kami udah berangkat walaupun masih gelap. Suhunya mungkin di sekitar -3 sampai -5 derajat.

Pelan-pelan kami menapaki tanjakan zigzag, sesekali berhenti sambil ambil nafas – tidak bisa lama-lama berhenti karena dingin.

trek thorong la pass
Trek menuju Thorong La Pass

Sampai di high camp rombongan kami istirahat bentar, kemudian lanjut lagi di trek yang sekelilingnya cuma hamparan bebatuan.

Sayangnya cuaca berkabut dan semakin nanjak malah turun hujan es. Makin ngebut lah jalan ga mau kedinginan.

Selangkah demi selangkah akhirnya sampai juga di Thorong La Pass.

pengalaman annapurna circuit (1)
guide annapurna circuit

Ada pondok kecil di atas, bisa istirahat dan pesan minuman hangat. Kami berteduh sebentar dari hujan salju, sayang banget karena kalau cerah view-nya pasti bagus.

Saatnya foto-foto dekat bendera-bendera prayer flag-nya, banyak yang ngirain timbunan sampah tapi karena basah makanya jadi numpuk.

Dari ketinggian 5,000an turun lagi ke 3,000an lumayan menyiksa dengkul sih. Untungnya trek-nya engga yang berpasir licin.

Kami juga engga trekking full ke Muktinath karena tengah jalan pakai jeep sampai ke Muktinath.

muktinath

Day 10 – Muktinath – Pokhara

Muktinath berada di ketinggian 3,700 which is lebih tinggi dari Manang tapi kotanya udah kayak Besisahar.

Lagi ada banyak pembangunan juga, kayaknya bakal di-develope menjadi tourist town.

Selesai deh trip Annapurna Circuit-nya. Tinggal perjalanan pulang ke Kathmandu aja.

Masih harus naik jeep lagi sekitar 8 jaman dengan kondisi jalan yang rusak juga sampai Pokhara.

Day 11 – Pokhara – Kathmandu

Pokhara merupakan kota terbesar kedua di Nepal setelah Kathmandu dan juga base-nya para traveler karena ada banyak trek-trek menarik di sekitarannya.

Kotanya juga lebih laidback dan terkenal dengan danau-nya. Ada banyak toko-toko souvenir kalau mau beli oleh-oleh.

Dari Pokhara kami naik mini bus untuk kembali ke Kathmandu dengan perjalanan sekitar 10 jam.

Day 12 – Kathmandu – Pulang

Hari terakhir bisa eksplor Kathmandu seperti ke Durbar Square, Garden of Dreams, atau jalan-jalan di sekitar Thamel aja.

Seberapa sulit pendakian Annapurna Circuit?

It really depends…Apakah kamu pernah naik gunung sebelumnya? Bagaimana kondisi fisik kamu? Bawa barang sendiri atau pakai porter?

Kalau menurut saya dari segi jalur tidak terlalu sulit karena elevasi gain harian juga cuma sekitar 500 meter dengan jarak yang cukup jauh.

Yang berat di hari terakhir pas mau naik ke Thorong La Pass aja. Selain itu, fasilitas di sini juga cukup lengkap, dari tea house, water supply, ada horse service juga – kalau capek bisa naik kuda.

Bahkan kami berpapasan dengan rombongan keluarga bersama anak-anak berumur di bawah 10 tahun. Jadi, untuk pemula bisa aja kalau mau trekking di Annapurna Circuit.

tea house annapurna trek
Tea house di Annapurna Trek

Nah yang jadi pertanyaannya, apakah akan enjoy the experience bagi yang baru pertama kali naik gunung? Apalagi ini multiple-days trek ya..

Kalau sama sekali belum pernah naik gunung mungkin akan merasa kesulitan.

Persiapannya juga harus matang karena harus prepare for the worst – kita ga tau kondisi gunung gimana, bisa aja cuaca ga mendukung, kalau fisik ga mendukung tiba-tiba keselo atau jatuh sakit gimana.

Saya yang udah sering naik gunung juga agak khawatir karena belum pernah naik gunung setinggi ini, takut kena altitude mountain sickness.

Untuk mencegah terkena penyakit ini bisa minum obat bernama Diamox – walaupun ada efek samping seperti kesemutan, kalau saya kayaknya agak alergi jadi kulit sempat merah-merah.

Intinya sih jangan jalan terlalu cepat dan banyakin minum air aja.

So, tertarik untuk melakukan pendakian ke Annapurna Circuit di Nepal juga? Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat ya!

Kalau ada pertanyaan atau ada yang mau kamu tambahkan lagi bisa komen langsung di bawah ya!

Baca juga artikel ini: 

 

 

2 Replies to “Pengalaman Trekking di Annapurna Circuit, Nepal”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *