Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3,805 mdpl dengan jalur pendakian yang cukup menantang. Baca pengalaman saya mendaki gunung tertinggi di Indonesia ini lengkap dengan tipsnya! 

Pendakian ini bisa dibilang cukup dadakan karena kebetulan saya dapat tiket pesawat promo ke Padang.

Karena sendirian, saya coba nyari teman yang mau ikut mendaki juga.

Bagi saya traveling sendiri sih oke-oke aja, tapi kalau hiking sebaiknya ada yang nemanin.

Saya coba cari-cari informasi dan kebetulan ketemu dengan komunitas backpacker Padang di facebook dan akhirnya ada yang mau barengan juga.

gunung kerinci sungai penuh

Jalur Pendakian Gunung Kerinci

Ada 2 jalur pendakian yang umumnya dilalui oleh pendaki yang ingin menggapai puncak Gunung Kerinci, yaitu:

  • Kersik Tuo
  • Solok

Saya pribadi melalui jalur Kersik Tuo.

Untuk menuju ke basecamp  Gunung Kerinci dari Padang, terlebih dahulu bisa ke Sungai Penuh.

Ada dua cara bisa lewat Jambi atau Padang. Saya memilih untuk lewat Padang, yep karena tiket promo.

Setelah mendarat di Bandara Minangkabau, saya dijemput oleh teman langsung ke agen travel di Ulak Karang untuk membeli tiket mobil ke Sungai Penuh.

Ada dua jadwal keberangkatan jam 9 pagi dan 7 malam.

Harga untuk seorangnya RP 100,000 dengan waktu temput kurang lebih 7 jam.

travel sungai penuh
Pemandangan kebun teh dalam perjalanan ke Sungai Penuh

Pemandangan di perjalanan sampai Sungai Penuh wah, enggak bakal saya lupakan.

Perbukitan hijau apalagi dengan background Gunung Kerinci yang menjulang tinggi, dikelilingi hamparan perkebunan teh yang luas – benar-benar cakep!

Sungai Penuh
Pemandangan Sungai Penuh

Timeline Pendakian Gunung Kerinci

Pendakian Gunung Kerinci memakan waktu kurang lebih selama 3 – 4 hari. Berikut kira-kira timeline pendakian saya:

Day 1: Memulai pendakian dari Kersik Tuo

Dari Sungai Penuh kami naik “oto” (bahasanya orang mereka untuk angkot) dengan harga Rp 10,000 per orangnya.

Jarak antara Sungai Penuh ke Kersik Tuo kurang lebih 1 jam.

Kami memulai pendakian di malam hari.

Saya kurang tau juga kenapa memilih untuk memulai pendakian di malam hari.

Apalagi, kalau baca blog orang lain tentang pendakian Gunung Kerinci, banyak yang bilang sebaiknya melewati pos ketiga sebelum malam karena kabarnya harimau sumatera masih berkeliaran.

Rencananya kami bakal nge-camp di pos 2.

Setau saya sih lebih aman untuk nge-camp di shelter 1, tapi kata teman saya di sini lebih gampang ngisi air.

Setelah mengecek perlengkapan berdoa, kami berempat pun siap untuk mendaki di tengah kegelapan.

Jujur saya cukup was-was, kalau beneran ada harimau gimana? Kalau diterkam kan tinggal nama donk.

Pohon menyeramkan di jalur pendakian

Saya coba melihat sekeliling – bisa gak ya manjat pohon.

Tapi saya enggak pernah manjat pohon sebelumnya jadi khawatir juga. Di dalam hati saya cuma berdoa.

Beberapa menit kemudian saya mendengar suara aneh seperti nafas binatang.

Duh, saya takut setengah mati. Saya langsung bertanya ke teman saya, suara apa itu? Dia cuma membalas, “Pura-pura aja enggak dengar”.

Wah, dalam hati saya udah ngucapin kalimat doa menurut agama saya.

Yang seharusnya cuma 15 menit ke pos 1 berasa sejam.

“Apapun yang kamu dengar atau lihat, tetap diam aja.”, kata teman saya.

Lagi-lagi saya mendengar suara aneh lagi di pos 1.

Yang lain tetap santai merokok. Saya cuma terdiam dan berdoa dalam hati.

15 menit lagi kami sampai di pos 2. Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Akhirnya saya mulai tenang karena nge-camp.

Setelah membangun tenda, masak, kami pun ngobrol santai aja.

Katanya harimau punya jalurnya sendiri. Mereka tidak akan datang dekat manusia.

Jadi suara apa donk yang saya dengar?

Day 2: Pos 2 – Shelter 3

Rencananya kami akan melanjutkan perjalanan jam 8 pagi. Biasalah, pastinya ngaret-ngaret.

Timeline pendakian Gunung Kerinci di hari kedua:

  • 10.30 – 10.55 : pos 2 – pos 3
  • 11.15 – 12.17 : pos 3 – shelter 1
  • 12.17 – 13.15 : istirahat makan siang
  • 13.15 – 16.30 : shelter 1 – shelter 2
  • 17.00 – 18.30 : shelter 2 – shelter 3

Jalur yang paling menantang dimulai dari shelter 1.

Benar-benar harus manjat karena jalurnya yang sangat terjal.

Dari shelter 2 ke 3 bahkan lebih parah lagi, tanjakkan yang harus kami panjat setinggi dagu.

Cuacanya sedikit berawan, kadang-kadang hujan.

jalur pendakian gunung kerinci
Shelter 1 ke 2

Mendaki bersama teman baru dari Sungai Penuh benar-benar menyenangkan.

Kami bercanda ria penuh tawa disepanjang pendakian.

Sesampainya di shelter 3 anginnya makin kuat.

Cuma ada satu tenda pendaki lain selain tenda kami. Saatnya beristirahat.

Malamnya hujan deras disertai angin kencang.

Untungnya keesokan harinya lumayan reda.

Day 3: Menuju puncak Gunung Kerinci

Cerita lama lagi, rencananya mau summit attack jam 4 pagi tapi karena ngaret kami memulai pendakian ke puncak jam 6.15.

Matahari sudah kelihatan. Pemandangan Sungai Penuh dan Laut Cina Selatan terlihat dari kejauhan.

Saya sempat khawatir karena melihat kabut yang tebal di puncak. Mudah-mudahan pas sampai atas cuacanya membaik.

Jalur pendakian menuju puncak Gunung Kerinci dipenuhi bebatuan tapi tidak telalu berpasir seperti Gunung Semeru ataupun Gunung Rinjani.

Danau Gunung Tujuh
Danau Gunung Tujuh

Jam 7.45 kami sampai di Tugu Yuda dan berpapasan dengan pendaki lainnya yang baru turun dari puncak.

Kata mereka di puncak cuma abu-abu aja yang kelihatan karena kabut tebal.

Mendengar itupun saya makin sedih. Ya sudahlah, gimanapun kondisi di puncak, yang penting saya sudah menginjak tanah tertinggi di Sumatera.

jalur pendakian puncak kerinci
Jalur menuju puncak
Tugu Yuda
Tugu Yuda

Tuhan memang memberkati saya!

Jam 8.30 kami sampai ke puncak dan cuacanya cerah!

Beruntungnya lagi anginnya bertiup ke arah lain sehingga belerangnya juga berpindah tidak mengarah ke kami.

Teman saya bilang kalau anginnya pindah ke arah kami, mungkin 5 menit aja bakal keracunan.

view puncak gunung kerinci

Saya kegirangan dan bersyukur bisa sampai di puncak gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan selamat.

Saatnya foto-foto! Kami juga sempat ngambil video sambil nari gangnam style, haha.

Dari puncak Gunung Kerinci terlihat jelas Danau Gunung Tujuh.

Tidak hentinya saya berterima kasih kepada Tuhan karena diberikan kesempatan yang luar biasa ini.

Berhasil sampai puncak!

Akhirnya jam 2 siang kami turun dari shelter 3.

Salah satu anggota mengalami cedera saat penurunan sehingga kami harus berjalan dengan pelan.

Jam 9 malam, kami memutuskan untuk camp lagi semalam di pos 3.

Day 4: Kembali ke gerbang pendakian

Lanjut perjalanan turun sampai gerbang dan pendakian pun berakhir.

Kami nebeng mobil para petani dan kembali dan melanjutkan perjalanan ke Danau Gunung Tujuh.

Di Danau Gunung Tujuh kami ngecamp lagi semalam sebelum kembali ke Sungai Penuh.

Perjalanan belum berakhir, saya diajak mengunjungi Danau Kaco kemudian melanjutkan perjalanan saya keliling Sumatera Barat.

Tugu Macan
Tugu Macan
Thank you semuanya!

Penutup

Itulah pengalaman saya mendaki Gunung Kerinci via Kersik Tuo.

Terima kasih Bang Jamie, Ucok, dan Bento yang telah menemani pendakian ini.

Terima kasih juga Mbak Sandra dan keluarga yang telah menyediakan tempat untuk bermalam.

Suka dengan konten ini? Dukung aku biar semangat bikin konten Nih buat jajan

Baca juga artikel lain: 

 

8 Replies to “Pengalaman Mendaki Gunung Kerinci via Jalur Kersik Tuo”

    1. Haha iya, dulunya masih senang pake sandal naik gunung. Sekarang udah pake sepatu kok hehe. IG: @littlenomadid.

  1. wihh mantep emang kak, sudah ke kerinci. nyobain makan dodol sama sirup kayu manisnya juga gak kak , hehe.

    pernah juga kesana tapi tahun 2014,belum kenal ngeblog haha, jadi cuma jaddi dongen saja sama sisa foto buram lewat hape

  2. keren..! boleh tahu or minta PIC/ teman yang bisa provide kendaraan dr bandara minangkabau ke bascame kersik tuo? saya ber lima tgl 5 nov 2021 mau nyoba hiking kerinci ? thks

  3. Sya mau bertanya soal penulisan artikel prabayar/ dibayar aperti ini kakk. Sya jga suka menulis cerita perjalanan saya, sudah ada beberapa cerita yg sya post melalui blogger. Klu bisa sharing mengenai ini, boleh dong bahas ini lewat dm??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *